Selamat Hari Raya Idul Fitri

Rusa kecil kencang berlari
Berkibar bulu diterbang angin
Selamat hari raya idul fitri
maafkan lahir dan batin

pohon pandan daunnya berduri
dijadikan tikar sungguh sejuk sekali
tentu banyak salahnya diri
mohon dilupa tak usah dikenang lagi

berlibur bersama ke Pulau Bali
rasanya betah tak hendak pulang kembali
datanglah sanak  ke rumah kami
ada kue, ada berbagai hidangan menanti

makan ketan dengan durian
enak nian rasanya tidak terperi
selama ini banyak silang perselisihan
mari kita lapangkan dada untuk bersilaturahmi

Selamat Ulang Tahun

buah tomat buah rambutan
beli sebungkus  untuk makan di jalan
selamat ulang tahun aku ucapkan
padamu sahabat seiring sejalan

harum baunya buah kuini
dibuat jus enak sekali
bertambah sudah umurmu kini
tambah dewasa kian berarti

cempedak lebih enak dibanding semangka
buat kolah bagi-bagi sama tetangga
berbahagilah dirimu dengan apa yang ada
usia bertambah dirimu makin bijaksana

Habislah likin cahaya tlah redup
lampu yang mati tolong hidupkan
bertambah usia berkurang jatah hidup
jangan lalai lagi berbuat amal kebaikan

merah warna buah srawberi
beli sekilo saat ke tanah toraja
tak ada hadiah yang bisa aku beri
hanya sebait kalimat dan senyum bahagia

pasanglah rumah dengan paku
jangan dipaku sekuat tenaga
kebahagiaanmu membahagiakanku
engkau sahabatku yang tercinta

Pacaran

dari duri ke rokan
bawa bekal untuk dimakan
pacaran jangan dilakukan
hanya dosa yang bisa didapatkan

ke bali ke pantai kuta
beli oleh-oleh berupa barang
orang pacaran selalu berdusta
seribu dusta yang terus dikarang

tenggelam matahari di dalam lautan
safak merah pertanda hati telah senja
saat di depan pacar tampaklah segala kebaikan
begitu beranjak pergi tampaklah segala aib cela

ke pasar menawat harga
barang dibeli untuk acara
pacaran itulah perbuatan zina
satu langkah menuju neraka

jika kendaraan tidak ada
pakailah payung berjalanlah saja
pacaran menghancurkan sang wanita
harga turun harga diri tiada

mencari burung beo dengan membawa tangkaran
dapatlah satu setelah menunggu di bawah pohon para
hai lelaki baik-baik, jangan mau dengan perempuan berpacaran
sungguh  ia tlah menjadi barang bekas kekurangan harga

dudu sendiri

duduk sendiri menatap langit
ingat kan kampung ingat kan saudara
makin dikenang semakin pahit
dengan apa obat akan  penyembuhnya

bulan sabit menatap gadis melamun panjang
gadis muda terkenang masa lalu
walau pahit hidup di rantau orang
ditanggungkan juga asal tak ada orang yang tahu