bulan di langit redup warnanya
lara hati memandang menatap
anak terkenang akan bundanya
jiwa tersentak hati tersirap
ke muara menjala ikan
ikan dipukat ke tengah laut
rasa di hati tak tersampaikan
ke mana hati hendak berpaut
berbisik-bisik si gadis tanggung
berbisik tertawa senyum bermalu-malu
duduk adik menghitung untung
terkenang semua yang telah lalu
tadi ada bujang Atong lewat
membawa baki beserta tempayan
jadi apa badan diri nan melarat
ke sana kemari kan jadi beban
sayang bunda tak terhitung
tak terbalas hingga ujung nafas
pada bunda rindu tertuntung
diterbangkan angin ke langit luas
lari kencang si ular tanduk
takutlah mencit menyuruk-nyuruk
ditangisi nasib badan yang buruk
di rantau pedih hidup tumpuk bertumpuk
gulai ikan teri dan kalayau
masukkan sedikit pucuk lelidis
mengapa keras hati pergi merantau
di kampung tangis tak kunjung habis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar